Antioksidan dan Radikal bebas
 Aktivitas antioksidan    dalam segelas air teh sama dengan 7 buah apel.รข€ Kalimat ini berasal dari iklan    teh celup yang ditayangkan oleh televisi. Antioksidan di sini menjadi salah    satu bahan persuasi terhadap konsumen agar membeli produk yang dipromosikan.    Namun jika line layanan konsumen kurang memuaskan dalam menjawab segala sesuatunya    tentang antioksidan, semoga tulisan ini dapat memberikan informasi yang berguna    tentang antioksidan.
Aktivitas antioksidan    dalam segelas air teh sama dengan 7 buah apel.รข€ Kalimat ini berasal dari iklan    teh celup yang ditayangkan oleh televisi. Antioksidan di sini menjadi salah    satu bahan persuasi terhadap konsumen agar membeli produk yang dipromosikan.    Namun jika line layanan konsumen kurang memuaskan dalam menjawab segala sesuatunya    tentang antioksidan, semoga tulisan ini dapat memberikan informasi yang berguna    tentang antioksidan.  Antioksidan sebenarnya didefinisikan sebagai inhibitor yang bekerja menghambat    oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal    bebas tak reaktif yang relatif stabil. Tetapi mengenai radikal bebas yang berkaitan    dengan penyakit, akan lebih sesuai jika antioksidan didefinisikan sebagai senyawa-senyawa    yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif. 
 
Efek berbahaya radikal bebas 
 
Saat ini ditemukan bahwa ternyata radikal bebas berperan dalam terjadinya berbagai    penyakit. Hal ini dikarenakan radikal bebas adalah spesi kimia yang memiliki    pasangan elektron bebas di kulit terluar sehingga sangat reaktif dan mampu bereaksi    dengan protein, lipid, karbohidrat, atau DNA. Reaksi antara radikal bebas dan    molekul itu berujung pada timbulnya suatu penyakit. 
 
Efek oksidatif radikal bebas dapat menyebabkan peradangan dan penuaan dini.    Lipid yang seharusnya menjaga kulit agar tetap segar berubah menjadi lipid peroksida    karena bereaksi dengan radikal bebas sehingga mempercepat penuaan. Kanker pun    disebabkan oleh oksigen reaktif yang intinya memacu zat karsinogenik, sebagai    faktor utama kanker. Selain itu, oksigen reaktif dapat meningkatkan kadar LDL    (low density lipoprotein) yang kemudian menjadi penyebab penimbunan kolesterol    pada dinding pembuluh darah. Akibatnya timbullah atherosklerosis atau lebih    dikenal dengan penyakit jantung koroner. Di samping itu penurunan suplai darah    atau ischemic karena penyumbatan pembuluh darah serta Parkinson yang diderita    Muhammad Ali menurut patologi juga dikarenakan radikal bebas. 
 
Tipe radikal bebas turunan oksigen reaktif sangat signifikan dalam tubuh. Oksigen    reaktif ini mencakup superoksida (O`2), hidroksil (`OH), peroksil (ROO`), hidrogen    peroksida (H2O2), singlet oksigen (O2), oksida nitrit (NO`), peroksinitrit (ONOO`)    dan asam hipoklorit (HOCl). 
 
Sumber radikal bebas 
 
Sumber radikal bebas, baik endogenus maupun eksogenus terjadi melalui sederetan    mekanisme reaksi. Yang pertama pembentukan awal radikal bebas (inisiasi), lalu    perambatan atau terbentuknya radikal baru (propagasi), dan tahap terakhir (terminasi),    yaitu pemusnahan atau pengubahan menjadi radikal bebas stabil dan tak reaktif.  
 
Penjelasan mengenai sumber radikal bebas endogenus ini sangat bervariasi. Sumber    endogenus dapat melewati autoksidasi, oksidasi enzimatik, fagositosis dalam    respirasi, transpor elektron di mitokondria, oksidasi ion-ion logam transisi,    atau melalui ischemic. Autoksidasi adalah senyawa yang mengandung ikatan rangkap,    hidrogen alilik, benzilik atau tersier yang rentan terhadap oksidasi oleh udara.    Contohnya lemak yang memproduksi asam butanoat, berbau tengik setelah bereaksi    dengan udara. Oksidasi enzimatik menghasilkan oksidan asam hipoklorit. Di mana    sekitar 70-90 % konsumsi O2 oleh sel fagosit diubah menjadi superoksida dan    bersama dengan `OH serta HOCl membentuk H2O2 dengan bantuan bakteri. Oksigen    dalam sistem transpor elektron menerima 1 elektron membentuk superoksida. Ion    logam transisi, yaitu Co dan Fe memfasilitasi produksi singlet oksigen dan pembentukan    radikal `OH melalui reaksi Haber-Weiss: H2O2 + Fe2+ ---> `OH + OH- + Fe3 +.    Secara singkat, xantin oksida selama ischemic menghasilkan superoksida dan xantin.    Xantin yang mengalami produksi lebih lanjut menyebabkan asam urat. 
 
Sedangkan sumber eksogenus radikal bebas yakni berasal dari luar sistem tubuh,    diantaranya sinar UV. Sinar UVB merangsang melanosit memproduksi melanin berlebihan    dalam kulit, yang tidak hanya membuat kulit lebih gelap, melainkan juga berbintik    hitam. Sinar UVA merusak kulit dengan menembus lapisan basal yang menimbulkan    kerutan. 
 
Penggolongan Antioksidan 
 
Untuk memenuhi kebutuhan antioksidan, sebelumnya kita perlu mengenal penggolongan    antioksidan itu sendiri. Antioksidan terbagi menjadi antioksidan enzim dan vitamin.    Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation    peroksidase (GSH.Prx). Antioksidan vitamin lebih populer sebagai antioksidan    dibandingkan enzim. Antioksidan vitamin mencakup alfa tokoferol (vitamin E),    beta karoten dan asam askorbat (vitamin C). 
 
Superoksida dismutase berperan dalam melawan radikal bebas pada mitokondria,    sitoplasma dan bakteri aerob dengan mengurangi bentuk radikal bebas superoksida.    SOD murni berupa peptida orgoteina yang disebut agen anti peradangan. Kerja    SOD akan semakin aktif dengan adanya poliferon yang diperoleh dari konsumsi    teh. Enzim yang mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen adalah katalase.    Fungsinya menetralkan hidrogen peroksida beracun dan mencegah formasi gelembung    CO2 dalam darah. 
 
Antioksidan glutation peroksidase bekerja dengan cara menggerakkan H2O2 dan    lipid peroksida dibantu dengan ion logam-logam transisi. GSH.Prx mengandung    Se. Sumber Se ada pada ikan, telur, ayam, bawang putih, biji gandum, jagung,    padi, dan sayuran yang tumbuh di tanah yang kaya akan Se. Dosis Se yang terlalu    tinggi bersifat racun. 
 
Vitamin E dipercaya sebagai sumber antioksidan yang kerjanya mencegah lipid    peroksidasi dari asam lemak tak jenuh dalam membran sel dan membantu oksidasi    vitamin A serta mempertahankan kesuburan. Vitamin E disimpan dalam jaringan    adiposa dan dapat diperoleh dari minyak nabati terutama minyak kecambah, gandum,    kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau. 
 
Sebagai antioksidan, beta karoten adalah sumber utama vitamin A yang sebagian    besar ada dalam tumbuhan. Selain melindungi buah-buahan dan sayuran berwarna    kuning atau hijau gelap dari bahaya radiasi matahari, beta karoten juga berperan    serupa dalam tubuh manusia. Beta karoten terkandung dalam wortel, brokoli, kentang,    dan tomat. 
 
Antioksidan yang berasal dari sumber hewani walaupun menjadi penyumbang minoritas    tetapi peranannya tidak dapat disepelekan begitu saja. Hal yang mengejutkan    ada pada astaxanthin yang tergolong karoten. Menurut para ahli, astaxanthin    1000 kali lebih kuat sebagai antioksidan daripada vitamin E. Udang, ikan salmon,    kerang merupakan sumber potansial astaxanthin. Tetapi kandungan astaxanthin    terbanyak ada pada sejenis mikroalga, yaitu Haematococos pluvalis. Astaxanthinnya    melindungi alga dari perubahan lingkungan seperti tingginya foto oksidasi ultraviolet    dan evaporasi. Aktivitas antioksidan ini bekerja melawan lipid peroksida dan    bahaya oksidasi LDL kolesterol maupun UV, serta membantu penglihatan, respon    kekebalan, reproduksi dan pigmentasi bagi alga. 
 
Sedangkan asam askorbat mudah dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat. Dengan    demikian maka vitamin C juga berperan dalam menghambat reaksi oksidasi yang    berlebihan dalam tubuh dengan cara bertindak sebagai antioksidan. Vitamin C    terkandung dalam sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. 
 
Di samping penggolongan antioksidan di atas, ada pula senyawa lain yang dapat    menggantikan vitamin E, yaitu flavonoid. Hal ini dikemukakan oleh Department    of Environmental and Molecular Toxicology, Oregon State University. Flavonoid    merupakan senyawa polifenol yang terdapat pada teh, buah-buahan, sayuran, anggur,    bir dan kecap. Aktivitas antioksidan flavonoid tergantung pada struktur molekulnya    terutama gugus prenil (CH3)2C=CH-CH2-. Dalam penelitian menunjukkan bahwa gugus    prenil flavonoid dikembangkan untuk pencegahan atau terapi terhadap penyakit-penyakit    yang diasosiasikan dengan radikal bebas. 
 
Dari penjabaran di atas, setidaknya kita telah dapat mengetahui berbagai sumber    antioksidan berikut mengapa antioksidan diperlukan bagi kesehatan. Prevention    is much better than curation, however. Jadi, mulailah dengan menjaga kesehatan    dari makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap hari. 
Ditulis oleh : Oleh Dinna Sofia
Mahasiswa Kimia FMIPA Universitas Lampung